Kadisperindag Riani SALAH Data Inflasi Dan Bertentangan Dengan Data Resmi BPS
erdepe.com – Pemerintah Kota Tanjungpinang bersama FKPD melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah(TPID) menggelar Rakor Inflasi yang merupakan agenda rutin dalam melakukan pengendalian inflasi. Rapat tersebut digelar di Ruang Rapat Engku Putri Raja Hamidah Kantor Wali Kota Tanjungpinang, Senin (30/4).
Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang, Zulhidayat,S,Hut, memimpin langsung rapat tersebut. Dalam arahannya, Sekda menjelaskan bahwa angka inflasi memang meningkat terutama jelang bulan puasa dam lebaran beberapa waktu lalu. Namun demikian angka inflasi tersebut masih dibawah nasional.
Ketua BPS Kota Tanjungpinang Mangamputua Gultom dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pada maret 2023 angka inflasi di Tanjungpinag secara year on year sebesar 2,68%. Angka tersebut masih dibawah nasional yang berada di 3,05%.
Angka Inflasi di Tanjungpinang menurut Gultom, menjadi yang terendah ke-8 di Sumatera ke-44 dari 150 Kota IHK di Indonesia.
Adapun komoditi yang menjadi penyumbang inflasi pada bulan Maret adalah makanan, minuman, tembakau dan meningkatnya penggunaan moda transportasi. Kebutuhan bahan pokok memang meningkat jelang lebaran sehingga memicu naiknya harga, walaupun demikian Pemerintah Kota Tanjungpinang telah mengambil tindakan dengan mengadakan Operasi Pasar dan melakukan Gerakan Pangan Murah sehingga harga-harga masih relatif stabil.
Sekda Zulhidayat dalam rapat tersebut juga meminta TPID bersama Dinas terkait untuk selalu memantau pergerakan harga dan komoditi terutama yang menjadi penyebab inflasi.
“Untuk memahami pergerakan dan gejolak kelangkaan komiditi kita wajib memahami hulu hingga hilir prosesnya sehingga kita dapat mengambil tindakan terukur dan tepat dalam mengendalikan Inflasi”, ucap Zulhidayat.
Zulhidayat juga menambahkan Anomali cuaca juga berdampak terhadap masa panen seperti cabai, bawang, dan sayur-sayuran sehingga wajib kita pahami kapan proses panen agar dapat kita ambil solusi jika panen mundur dan tidak terjadi kelangkaan.
Diakhir rapat, Sekda Zulhidayat juga meminta agar Disdagin Kota Tanjungpinang untuk terus memonitoring harga pasar dan stok kebutuhan agar stabilitas ekonomi masyarakat dapat terjaga dengan baik.
Tetapi Kepala Kepala Disdagin Tanjungpinang, Riany malah mengatakan bahwa posisi inflasi Tanjungpinang diurutan 30 terendah dari 136 daerah pembanding se-Indonesia. Hal ini membuktikan inflasi Tanjungpinang berada pada tingkat rendah dan stabil. (sp)